Anda Alumni SMKN 1 Adiwerna..? ada form yang perlu anda isi (klik menu Alumni), terima kasih

CAPRES & CAWAPRES INDONESIA Periode 2009 - 2014

Senin, 25 Mei 2009



Profil CALON PRESIDEN

1. CAPRES DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).

Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)


Biodata Susilo Bambang Yudhoyono

Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Istri : Kristiani Herawati,

putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono

Pangkat terakhir :
Jenderal TNI (25 September 2000)

Pendidikan:

* Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
* American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
* Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
* Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
* On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
* Jungle Warfare School, Panama, 1983
* Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
* Kursus Komando Batalyon, 1985
* Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
* Command and General Staff College, Fort = Leavenwort,Kansas, AS

Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Karier:

* Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
* Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
* Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
* Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
* Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
* Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
* Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
* Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
* Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
* Dosen Seskoad (1989-1992)
* Korspri Pangab (1993)
* Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
* Asops Kodam Jaya (1994-1995)
* Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
* Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
* Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
* Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
* Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
* Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
* Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
* Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
* Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004

Penugasan:
Operasi Timor Timur (1979-1980), dan 1986-1988

Penghargaan:

* Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
* Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
* Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003.

Alamat :
Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah
No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor-16967

2. CAPRES MEGAWATI SOEKARNO PUTRI


Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.

Pada suatu tugas militer, tahun 1970, di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro bersama pesawat militernya hilang dalam tugas. Derita tiada tara, sementara anaknya masih kecil dan bayi. Namun, derita itu tidak berkepanjangan, tiga tahun kemudian Mega menikah dengan pria bernama Taufik Kiemas, asal Ogan Komiring Ulu, Palembang. Kehidupan keluarganya bertambah bahagia, dengan dikaruniai seorang putri Puan Maharani. Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur. Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.

Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972). Kendati lahir dari keluarga politisi jempolan, Mbak Mega -- panggilan akrab para pendukungnya -- tidak terbilang piawai dalam dunia politik. Bahkan, Megawati sempat dipandang sebelah mata oleh teman dan lawan politiknya. Beliau bahkan dianggap sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yakni baru pada tahun 1987. Saat itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempatkannya sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah, untuk mendongkrak suara.

Masuknya Megawati ke kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan beliau pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu pula Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.

Tetapi, kehadiran Mega di gedung DPR/MPR sepertinya tidak terasa. Tampaknya, Megawati tahu bahwa beliau masih di bawah tekanan. Selain memang sifatnya pendiam, belaiu pun memilih untuk tidak menonjol mengingat kondisi politik saat itu. Maka belaiu memilih lebih banyak melakukan lobi-lobi politik di luar gedung wakil rakyat tersebut. Lobi politiknya, yang silent operation, itu secara langsung atau tidak langsung, telah memunculkan terbitnya bintang Mega dalam dunia politik. Pada tahun 1993 dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. Hal ini sangat mengagetkan pemerintah pada saat itu.

Proses naiknya Mega ini merupakan cerita menarik pula. Ketika itu, Konggres PDI di Medan berakhir tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Pemerintah mendukung Budi Hardjono menggantikan Soerjadi. Lantas, dilanjutkan dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Surabaya. Pada kongres ini, nama Mega muncul dan secara telak mengungguli Budi Hardjono, kandidat yang didukung oleh pemerintah itu. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI. Kemudian status Mega sebagai Ketua Umum PDI dikuatkan lagi oleh Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.

Namun pemerintah menolak dan menganggapnya tidak sah. Karena itu, dalam perjalanan berikutnya, pemerintah mendukung kekuatan mendongkel Mega sebagai Ketua Umum PDI. Fatimah Ahmad cs, atas dukungan pemerintah, menyelenggarakan Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, untuk menaikkan kembali Soerjadi. Tetapi Mega tidak mudah ditaklukkan. Karena Mega dengan tegas menyatakan tidak mengakui Kongres Medan. Mega teguh menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, sebagai simbol keberadaan DPP yang sah, dikuasai oleh pihak Mega. Para pendukung Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor itu.

Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman itu kemudian menjadi kenyataan. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, dia makin memantap langkah mengibarkan perlawanan. Tekanan politik yang amat telanjang terhadap Mega itu, menundang empati dan simpati dari masyarakat luas.

Mega terus berjuang. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997. Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu menempatkan Mega pada posisi paling patut menjadi presiden dibanding kader partai lainnya. Tetapi ternyata pada SU-MPR 1999, Mega kalah.

Tetapi, posisi kedua tersebut rupanya sebuah tahapan untuk kemudian pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003. Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden langsung tahun 2004. Namun, beliau gagal untuk kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)


Biodata Megawati Sukarno Putri

Nama : Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri
Nama Lengkap : Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri
Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947
Agama : Islam
Suami : Taufik Kiemas
Anak : 3 orang, (2 putra, 1 putri)


Karir :

* Presiden Ke-5 RI (2001 - 2004)
* Wakil Presiden RI (1999- 2001)
* Anggota DPR/MPR RI (1999)
* Anggota DPR/MPR RI (1987-1992)


Pendidikan :

* SD s/d SMA Perguruan Cikini
* Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran (1965-1967)
* Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).

Organisasi :

* Aktivis GMNI, 1965-1972
* Ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Cabang Jakarta Pusat
* Ketua Umum DPP PDI, 1993-1998, Hasil Munas 1993, 22 Desember 1993-1998
* Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, 1998-April 2000, Hasil Kongres 1998, Sanur, Bali, 8-10 Oktober 1998
* Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, April 2000-2005, Hasil Kongres PDI-P, Semarang, Jawa Tengah, April 2000
* Peserta Konvensi Wanita Islam International di Pakistan, 1994

Penghargaan

* Priyadarshni Award” dari lembaga Priyadarshni Academy, Mumbay, India, 19 September 1998
* Doctor Honoris Causa dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang, 29 September 2001

Alamat Kantor:
Jalan Medan Merdeka Selatan No 6 Jakarta 10110

Alamat Rumah:

* Resmi : Jalan Teuku Umar 27-A, Jakarta Pusat
* Pribadi : Jl. Kebagusan IV No 45 RT 010 RW 04, Kel. Kebagusan Kec. Pasar Minggu, Jakarta Selatan

3. CAPRES DRS. H. MUHAMMAD JUSUF KALLA


Bangsa Indonesia Harus Percaya Diri

Kompas 01/10/2007: Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, tidak ada alasan bagi Indonesia untuk kalah maju dibandingkan dengan India atau Vietnam. Persoalannya tinggal terletak pada kepercayaan diri. Wapres mengatakan, bangsa Indonesia harus percaya pada kemampuannya sendiri.

Apalagi Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan negara untuk membangun, yakni minyak bumi, tambang, dan komoditas pertanian. Hal itu dikemukakan Wapres pada acara buka puasa bersama pengusaha di kediaman Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Mohamad S Hidayat, Minggu (30/9/2007).

"Kalau ada kesalahan kita selama ini adalah kita terlalu bergantung pada bangsa lain. Berpuluh-puluh tahun kita selalu menunggu datangnya bantuan asing dulu untuk bisa membangun," kata Wapres.

Dengan sikap seperti itu, menurut Jusuf Kalla, bangsa ini kemudian tidak memiliki kemampuan untuk membangun negaranya sendiri. Bahkan sampai saat ini terkadang masih muncul keraguan bahwa putra-putra Indonesia mampu melaksanakan proyek pembangunan.

Jusuf Kalla mengambil contoh pembangunan bandar udara di Makassar. Semula ada keinginan untuk menyerahkan proyek itu kepada pengusaha asing. Ketika ia minta untuk diberikan kepada pengusaha lokal, ternyata mereka mampu dan kualitasnya tidak kalah dengan pengusaha asing.

Menurut Wapres, sekarang ini justru pengusaha Indonesia harus mampu berkiprah di ajang internasional. "Satu lagi kelemahan kita sebagai bangsa, yaitu kalau ada pengusaha Indonesia yang menanamkan modalnya di luar negeri, buru-buru dikatakan pelarian modal. Padahal pengusaha India bangga kalau banyak perusahaan yang ada di luar India," kata Wapres.

Delapan persen

Namun, Wapres optimistis bahwa dengan peran serta semua pihak, perekonomian Indonesia akan bisa berkembang lebih pesat. Bahkan ia percaya tahun depan perekonomian Indonesia akan tumbuh 8 persen.

"Kalau kita tidak bisa tumbuh 8 atau 9 persen tahun depan, itu berarti ada yang salah dengan bangsa kita ini," kata Wapres Jusuf Kalla.

Kuncinya, menurut Wapres, bergantung pada kepercayaan diri bangsa ini. Ia mengajak para pengusaha untuk tidak ragu akan kemampuannya.

Menurut Jusuf Kalla, salah satu indikator yang bisa dipakai untuk bisa melihat bergeraknya kegiatan ekonomi adalah dari lalu lintas barang. "Coba lihat lalu lalang trailer (truk gandeng) yang membawa peti kemas. Nyaris tidak pernah berhenti truk-truk itu. Semua itu menunjukkan adanya kegiatan ekonomi. Salah besar kalau dikatakan sektor riil belum berjalan," kata Wapres.

Wapres meminta kalangan pengusaha untuk juga memerhatikan masyarakat bawah. Terutama pengusaha yang bergerak di bidang pembangunan perumahan diingatkan untuk tidak hanya berorientasi kepada kalangan atas.

Ketimpangan sosial yang terus dibiarkan akan menjadi bumerang bagi pembangunan yang dilakukan.

Profil CALON WAKIL PRESIDEN

1.CAWAPRES PROF. DR. BOEDIONO


Tempat/Tanggal Lahir : Blitar, Jawa Timur/25 Februari 1943

Anggota Keluarga:

* Nama Istri : Herawati Boediono
* Nama Anak : Ratriana Ekarini dan Dios Kurniawan


Riwayat Pendidikan

* Sarjana Ekonomi di University Of Westren, Australia (1967)
* Master di bidang ekonomi dari Monash University, Australia (1972)
* Doctor of Phhilosophy (Dr) dari Wharton School, University of Pennsylvania, AS (1979)
* Profesor dari Universitas Gadjah Mada (2006)


Riwayat pekerjaan

* Dosen (1973-hingga sekarang)
* 1988-1993 menjabat Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas
* 1993-1998 Menjabat sebagi Direktur (saat ini setara Deputi Gubernur) Bank Indonesia
* 1998-1999 menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
* 2001-2004 Menjabat Sebagai Menteri Keuangan
* 2008-2013 Menjadi Gubernur Bank Indonesia.

2. CAWAPRES PRABOWO SUBIANTO


Nama : Prabowo Subianto
Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951
Agama: Islam

Pendidikan:

* SMA : American School In London, U.K. (1969)
* Akabri Darat Magelang (1970-1974)
* Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD


Kursus/Pelatihan:

* Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)
* Kursus Para Komando (1975)
* Jump Master (1977)
* Kursus Perwira Penyelidik (1977)
* Free Fall (1981)
* Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981)
* Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)


Jabatan:

* Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
* Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
* Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)


Jabatan Sekarang:

* Ketua Umum HKTI periode 2004-2009
* Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan
* Presiden Dan Ceo PT Tidar Kerinci Agung (Perusahaan Produksi Minyak Kelapa Sawit), Jakarta, Indonesia
* Presiden Dan Ceo PT Nusantara Energy (Migas, Pertambangan, Pertanian, Kehutanan Dan Pulp) Jakarta, Indonesia
* Presiden Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta, Indonesia

3. CAWAPRES H. WIRANTO, SH


Nama : H. Wiranto. SH.
Tempat/Tgl Lahir : Yogyakarta, 4 April 1947
Agama : Islam
Isteri : Hj. Rugaiya Usman, SH
Anak : Amalia Sianti, Ika Mayasari, Zainal Rizky

Pendidikan

* Akademi Militer Nasional (AMN), 1968
* Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara, 1995
* Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer, 1996


Pengalaman Jabatan

* Menkopolkam TMT 29-10-99
* Menhankam/Pangab TMT 16-03-98
* Pangab TMT 11-02-98
* Kasad TMT 07-06-97
* Pangkostrad TMT 29-10-99
* Pangdam Jaya TMT 01-11-94
* Kas Dam Jaya TMT 25-03-93
* Ajudan Presiden RI TMT 01-10-89


Pengalaman Organisasi

* HANURA (Partai Hati Nurani Rakyat), Ketua Umum
* Perhimpunan Kebangsaan, Ketua Dewan Pertimbangan Nasional
* Matla"ul Anwar, Ketua Dewan Amanat
* ICMI, Penasehat
* SOKSI, Penasehat
* PSSI, Ketua Dewan Pembina
* IDe Indonesia, Ketua Dewan Eksekutif
* PPMI, Ketua
* Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa (PRAJA), Pembina
* Paguyuban Warung Tegal, Ketua Dewan Pembina
* Paguyuban Spiritual Indonesia, Pembina


Tanda Jasa/ Penghargaan

* BT. Mahaputra Adipradana
* BT. Dharma
* BT. Yudha Dharma Putra
* BT. Kartika Eka Paksi Utama
* BT. Jalasena Utama
* BT. Swa Buana Paksa Utama
* BT. Bhayangkara Utama
* BT. Yudha Dharma Naraya
* BT. Kartika Eka Paksi Pratama
* BT. Veteran Timur Tengah
* BT. Kehormatan dari Spanyol
* BT. Kehormatan dari Australia
* BT. Kehormatan dari Belanda
* BT. Pingat Jasa Gemilang Singapura
* BT. Kehormatan Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang (DPKT) dari Brunai Darussalam
* BT. Darjah Panglima Mangku Negara (PMN) dari Pemerintah Malaysia
* BT. Kesetiaan XXIV Tahun
* BT. Penegak G-30-S/PKI
* BT. Seroja
* BT. Wirakarya
* BT. Dwija Sistha
* Manggala/Wirakarya Kencana

Image and video hosting by TinyPic


Tidak ada komentar: